Thursday, 31 March 2016

aku sedang ditagih janji


Pagi hari ni aku terjaga awal..mungkin sebab aku terlelap awal malam tadi. Apa perkataan pertama yang aku baca adalah “ untuk apakah kamu isi pada usia mudamu” tiba-tiba hati aku tersentap. Apakah yang telah aku sumbangkan dalam hidup aku selama lebih 20 tahun. Bukan angka yang kecil. Bila tengok diri sendiri juga jati diri belum mantap, apatah lagi untuk menyumbang untuk orang lain. Adakah waktu mudaku sedang aku sia-siakan?. Seperti buah yang menanti waktu ranum lalu jatuh ke tanah?. Diusia 20-an,aku masih lagi mencari-cari identity dan karakter diri. Diusia ini aku masih lagi mencari siapakah aku perlu jadi. Ahh..sangat rugi..sedang aku masih meraba-raba diusia ini, orang-orang yang hebat telahpun jauh melangkah kehadapan. Sedang aku masih merangkak-rangkak jatuh bangun, insan lain sudahpun berlari kencang. Tega nya diri ini perbazir usia muda yang punya tubuh sihat tegap ini. Mungkin aku lupa, aku pernah dikejutkan dari mimpi..dan kini aku seperti mahu kembali bermimpi..bukan aku tak rindu saat itu.. aku sangat rindu saat hati aku sangat terasa manisnya mengingatimu Ya Allah..kekadang aku terasa hilangnya rasa kelazatan menghadapmu..dimana hatiku?. Ahh..hati aku dah jauh lemas dilautan obsess pada dunia.. itulah hakikat..jiwa aku dah lemah..aku hilang tongkat.. diusia ini seharusnya ayat-ayat mu penuh didada..namun terasa semakin sikit hafalanku malah banyak sudah aku lupa..ahhh..lemahnya aku.. mungkin disaat ini aku perlu sedar..waktu mudaku sedang ditagih..bukan untuk dipersiakan, tapi dimanfaatkan.. sudah-sudahlah tu berlakon dipentas sandiwara ini.. layar ini hanya sementara.. cari akhirat untuk peroleh kedua dunia dan akhirat..ya.. aku sedang ditagih janji

Wednesday, 23 March 2016

akulah pendamba cinta AgungMu

Akulah pendamba cintaMu




Siapalah aku,
Tidak terdaya menolak ajakan kesia-siaan
Akulah pendosa,
Yang tak pernah kenyang,
Buka pakai topeng kejahilan,
Sepertinya tidak sadar akan keberadaan yang maha melihat.

Menangisnya aku dimalam hari,
Derai tawa pula yang menghiasi di siang hari,
Membontoti kejahilan seperti aku tak pernah dipandu,
Membenci kebaikan seperti aku mahu selamanya dilindung kejahatan,
Tertawa melihat tunduknya hamba yang patuh,
Hingga aku alpa ikrar yang menyeru kembali kepada pemilik jiwa.

Semakin aku jauhiNya
Semakin jauh aku tersasar
Semakin aku tunduk dengan kesenangan yang tak berpenghujung
Semakin aku benci ketaatan pada yang Satu
Semakin aku kelam dari cahaya
Ketamakan dengan keindahan duniawi

Bila digegar hati oleh pencipta diri,
Tersungkur layu aku berlutut bertongkat hiba,
Hilang jiwa kebahagiaan mencintai tawhid kini meragut nadiku,
Rindu akan ketenangan atas cinta ikhlas tak bersyarat,
Kembalikanlah aku padaMu Rabb,
Kerna,. akulah pendamba redha dan cinta agungMu